Minggu, 29 November 2009

sahabat itu selalu ada disisimu,,,

dalam suka dan duka..
dalam canda tawa..
dalam kesedihan..


tidak menghakimi..
Sahabat adalah teman pendengar
berbagi cerita dan solusi..


Sahabat laksana bulan dan bintang,,
saling melengkapi,
berjalan beriringan..

malam akan terasa indah dengan Bulan dan Bintang..
begitu juga dengan Sahabat...
agar beban itu sirna dari pundakmu

karna SAHABAT ada di sisimu...

Sabtu, 28 November 2009

Inikah Arti Teman??



Teman,,,
kamu memang teman ku, seperjuangan dan seakidah.
teman bersama, tidak ada yang kamu sembunyikan
begitupun denganku..

seharusnya..

tapi aku menodainya,,
aku takut akhirnya hati ini tersakiti
akidah ini luntur..
karna kamu teman,,,

kamu begitu berharga untukku..
bagaimana melepaskan semua ini??/
agar asa itu pergi dan aku tenang..

tenang dengan ksendirianku..
nyaman dengan apa yang ku perbuat..
tanpa kamu disisiku..

iya,,tanpa kamu teman....

Kematian Hati...

Oleh: (alm) K.H. Rahmat 'Abdullah


Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.

Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama.

Dingin, kering dan hampa,tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri. Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidak tahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana,lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidak-sesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang.

Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu?

Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.

Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1.500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan.

Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktivis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"? Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan "Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat?" Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?

Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justeru engkau akan dihadang tantangan : sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki.

Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua?"

Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya". Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku". Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri ?

Kamu


Kamu....
Kamu membuatku takjub dan terharu...

Kagum
Mengesankan
Sesosok lifestyle yang berbeda


Memberikan kami banyak pelajaran..
Kesederhanaan
Menjadikan inerbeuty darimu..


Kezuhudan yang sulit didapatkan
Dari seseorang saat ini...
Ajari kami sebagian kecil kecintaanmu pada Ilahi...


Dengan Zuhud Duniamu

Kami Menunggu...

Nahkoda..


Ke depannya kita tidak akan bersama lagi. Mungkin hanya sebagian kecil yang tetap berada di sini. Terbangkanlah sayap kalian dengan penuh semangat, wibawa, dan martabat. Sehingga cahaya-cahaya syiar itu tetap bersinar di hati dan menghangatkan jiwa-jiwa perindu surga.

Ternyata inilah saat-saat terindah dan termanis dari sebuah peristiwa.

Di akhir, ketika kita harus berpisah dan mengepakkan sayap-sayap dakwah di tempat lain, betapa jiwa ini menjadi rindu. Rindu akan kerja-kerja dakwah yang dahulu kita lakukan. Bersama bahu-membahu, canda tawa, dan air mata yang kita keluarkan, ternyata hanya bisa sampai di sini.

Tapi kita harus jalani takdir Allah ini, karena kita tidak akan bersama selamanya. Suatu saat nanti kita juga akan berpisah dan akan menghadap kepada sang Pemilik. Apalagi ini cuma di kampus—yang kata sesepuh, kita adalah makhluk semu—yang akan terus berganti dengan wajah-wajah pendakwah lainnya. Untuk itu pasti sebagian waktu-waktu yang akan datang harus kita sesuaikan lagi untuk amanah yang akan kita laksanakan. Amanah yang jauh lebih berat dan lebih menantang dari sekadar dakwah kampus....

Kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan sampai kapanpun, bahkan akan saya warisi kenangan dakwah ini untuk kader-kader selanjutnya, untuk cucu-cucu saya nanti. Bahwa dakwah itu indah dan sangat disayangkan ada orang-orang yang tidak bisa merasakannya. Terima kasih qiyadah-ku. Kalian adalah motor, inspirator, dan motivator bagi saya dulu, kini, dan yang akan datang.

"Seseorang itu tergantung pada agama temannya, oleh karena itu hendaklah salah seorang di antara kalian melihat dengan siapa dia berteman." (H.R. Abu Daud).

Hikmah yang dapat saya ambil dari sebuah perjalanan dakwah di kampus adalah mendapatkan teman yang selalu ada serta memberikan motivasi-motivasi untuk terus berjuang berdakwah di kampus dan mendapatkan contoh seorang pemimpin yang dapat menghasilkan warna bagi hidup saya. Begitu signifikan dan dapat dirasakan.

Di dalam sebuah kajian, seorang ustadz berkata, “Orang-orang yang paling berpengaruh untukmu adalah orang yang berada di sekitarmu. Sedikit banyak mereka yang memberikan perubahan bagi diri kita. Begitu juga dengan negara, pemimpin kita adalah orang yang akan memberikan dampak signifikan bagi kehidupan kita. Patuhi dan taati, karena pemimpin itu yang akan menjadikan negara ini berkembang dan menjadi lebih baik. Serta kritisi hal-hal yang dianggap tidak layak untuk kemakmuran rakyat.”

Kampus hanya sebuah ladang untuk kita belajar bermasyarakat untuk siap diterjunkan pada ladang dakwah yang sebenarnya kelak. Jadi, siapapun nahkoda yang akan mengendarai kapal itu kita harus bisa menjadi penumpang yang taat dan ikhlas....

Jumat, 27 November 2009

coba-coba menulis waktu EPT NURANI

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah,,,,.” (Qs. 3;110)


Ternyata inilah saat-saat terindah dan termanis dari sebuah peristiwa, evaluasi...ketika kita harus duduk dan beristirahat sejenak untuk kembali membenahkan serta membangkitkan gairah dakwah, duduk dan istirahat sejenak bukan berarti kita berhenti beramal, namun untuk menumbuhkan kembali gairah2 dakwah yang dulu kita pupuk bersama-sama, dan harus kembali menyuburkannya. Kita adalah ummat terbaik yang diciptakan Allah maka dari itu sudah selayaknya kita mensyukuri dengan menampilkan ke publik sebagai rahmatan lil’alamin.

Inilah seharusnya wajah kita bergairah, semangat dan bercahaya, karena Islam adalah tinggi dan tidak ada yang tinggi dan benar kecuali Islam. Kitalah pengusung kebenaran itu, maka kenapa kita harus malu dan minder menampilakn wajah Islam yang bercahaya. Oleh karena itu dengan modal semangat dan gairah yang menggelora dalam diri menjadi bagian yang terpenting dalam proses pencitraan kita ke publik,untuk menarik simpati masyarakat FKM.

Kenapa LD selalu saja mengeluarkan keluhan sedikit yang hadir, kurang masifnya gerakan, publikasi, orang yang hadir tidak jauh berbeda, mungkin dari kitanya yang harus bisa mengevaluasi, sudah sejauh mana kita memberikan pelayanan kepada mereka, sudahkah kita memberikan apa yang dibutuhkan oleh mereka, untuk itu gunanya STP yang dibuat di awal kepengurusan,untuk memberikan gambaran dan target dari dakwah kita. Seperti layaknya kita membeli sebuah minuman/makanan, yang pertama kita lakukan adalah menilai kebermanfaatan produk tersebut bagi dirinya, kemasannya menarik perhatian, serta iklan yang terus menerus tanpa lelah untuk menampilkan citra produknya.

Mungkin kita bisa belajar dari sejarah kepemimpinan sahabat Umar bin Abdul Aziz, dimana sebelum kepemimpinan beliau, pola obrolan masyarakat cenderung menduniawi, tetapi beliau bisa mengubahnya dengan kepemimpinan selama 2,5 tahun, hal ini terjadi ketika dia melakukan tajdid(pembaruan) dan Ishlah (reformasi), yang dimulai dari dalam dirinya, lalu Istrinya, dan karib kerabatnya sampai kepada rakyatnya. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah Qudwah yang harus kita bina dari pribadi2 pengusung estafet dakwah ini, karena seSOLID dan seSUPER apapun agenda dakwah yang kita tampilkan ke publik akan sia2 ketika kita tidak mencitrakan lewat lisan, perbuatan, dan perilaku yang Islami. Bukankah Allah menjanjikan pahala yg bagi ummatNya yang beramal ikhlas, serta sebaliknya, Allah sgt membenci ummatNya yang menyeru kepada yang haq tapi pribadinya tidak melaksanakan.

kisahku di NURANI...

….Inilah Kami…

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(Al-Baqarah:256)

Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari ruh dan jasad yang dilengkapi dengan potensi dan kelebihan dibandingkan makhluk lain, yaitu hati, akal dan jasadnya. Dengan hati manusia dapat berazzam, dengan akal dapat berilmu, dan dengan jasad manusia dapat beramal. Dengan segenap kemuliaan yang dimiliki manusia yang telah disediakan oleh Sang pencipta adalah senantiasa untuk menjalankan amanah di muka bumi ini sebagai khilafah dan beribadah kepada-Nya.

Allah selain menciptakan manusia juga menciptakan alam semesta beserta isinya dengan keteraturan. Seluruh Alam semesta bersujud, bertahmid, dan berislam kepada Allah, seperti angin, awan, pelangi, serta perhiasan bumi berserah diri kepada Allah dengan mengikuti segala keteraturanNya. Manusia maupun Alam semesta bersatu sebagai makhluk ciptaan Ilahi Rabbi untuk senantiasa beribadah dan taat kepadanya, salah satunya adalah dengan berdakwah..

Hidup laksana roda waktu yang selalu berputar, begitupun dengan dakwah yang kami lakukan, siapapun tidak akan pernah bisa bertahan melalui jalan dakwah ini, mengarungi jalan perjuangan kecuali dengan kesabaran, untuk itu umat islam harus bisa bersatu dan luruskan niat untuk mendapatkan kemenangan..seperti hal organisasi Nurani yang didirikan untuk bisa mewadahi setiap gerakan dakwah yang dilaksanakan, Nurani merupakan wajah resmi dakwah kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dakwah tidak seperti lilin, yang menyinar sekelilingnya namun ia membunuh dirinya sendiri, karena tidak ada paksaan dalam islam, maka dakwah ini harus dibangun dengan kesadaran, ghirah yang menggelora dan ruh yang bersemangat, sehingga timbul optimis untuk meraih tujuan-tujuan dari kemenangan dakwah, dengan itu, ia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tidak akan putus.

Bekal-bekal dakwah inilah yang harus dimiliki oleh organisasi, apalagi organisasi dakwah kampus, inilah yang kami lakukan selama kepengurusan NURANI 2009, pekerjaan ini tidak mudah, Disinilah kami memulai dan mengakhiri peradaban islam di kampus ungu, mensyi’arkan islam ke pelosok kampus, membina dan mengkader angkatan mujahid untuk bisa melanjutkan estafet dakwah kampus selanjutnya, jikalau langkah dakwah kami tidak memuaskan, dengan adanya orang yang tetap apatis dengan gerakan kami, tidak suka/komentar dengan pola dakwah yang kami lakukan, biarlah ini menjadi bumbu yang memberikan rasa manis untuk kami, sehingga mengentalkan persaudaraan dengan ukhuwah yang dibangun dengan asas islam—Nuansa Persaudaraan islami—. Mungkin ini sedikit gambaran perjuangan kami di periode kemas’uliyahan Garna dan saya, semoga bisa memberikan kenangan dan memberikan motivasi untuk terus mengepakan dakwah ke masyarakat.

Kami adalah tentara Allah, siap melangkah menuju ke medan juang, walau tertatih kaki ini berjalan, jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan..

Wahai tentara Allah bertahanlah..jangan menangis walau jasadmu terluka..Sebelum engkau bergelar syuhada, tetaplah bertahan dan bersiap siagalah…

(Izzatul Islam)