Sabtu, 28 November 2009

Nahkoda..


Ke depannya kita tidak akan bersama lagi. Mungkin hanya sebagian kecil yang tetap berada di sini. Terbangkanlah sayap kalian dengan penuh semangat, wibawa, dan martabat. Sehingga cahaya-cahaya syiar itu tetap bersinar di hati dan menghangatkan jiwa-jiwa perindu surga.

Ternyata inilah saat-saat terindah dan termanis dari sebuah peristiwa.

Di akhir, ketika kita harus berpisah dan mengepakkan sayap-sayap dakwah di tempat lain, betapa jiwa ini menjadi rindu. Rindu akan kerja-kerja dakwah yang dahulu kita lakukan. Bersama bahu-membahu, canda tawa, dan air mata yang kita keluarkan, ternyata hanya bisa sampai di sini.

Tapi kita harus jalani takdir Allah ini, karena kita tidak akan bersama selamanya. Suatu saat nanti kita juga akan berpisah dan akan menghadap kepada sang Pemilik. Apalagi ini cuma di kampus—yang kata sesepuh, kita adalah makhluk semu—yang akan terus berganti dengan wajah-wajah pendakwah lainnya. Untuk itu pasti sebagian waktu-waktu yang akan datang harus kita sesuaikan lagi untuk amanah yang akan kita laksanakan. Amanah yang jauh lebih berat dan lebih menantang dari sekadar dakwah kampus....

Kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan sampai kapanpun, bahkan akan saya warisi kenangan dakwah ini untuk kader-kader selanjutnya, untuk cucu-cucu saya nanti. Bahwa dakwah itu indah dan sangat disayangkan ada orang-orang yang tidak bisa merasakannya. Terima kasih qiyadah-ku. Kalian adalah motor, inspirator, dan motivator bagi saya dulu, kini, dan yang akan datang.

"Seseorang itu tergantung pada agama temannya, oleh karena itu hendaklah salah seorang di antara kalian melihat dengan siapa dia berteman." (H.R. Abu Daud).

Hikmah yang dapat saya ambil dari sebuah perjalanan dakwah di kampus adalah mendapatkan teman yang selalu ada serta memberikan motivasi-motivasi untuk terus berjuang berdakwah di kampus dan mendapatkan contoh seorang pemimpin yang dapat menghasilkan warna bagi hidup saya. Begitu signifikan dan dapat dirasakan.

Di dalam sebuah kajian, seorang ustadz berkata, “Orang-orang yang paling berpengaruh untukmu adalah orang yang berada di sekitarmu. Sedikit banyak mereka yang memberikan perubahan bagi diri kita. Begitu juga dengan negara, pemimpin kita adalah orang yang akan memberikan dampak signifikan bagi kehidupan kita. Patuhi dan taati, karena pemimpin itu yang akan menjadikan negara ini berkembang dan menjadi lebih baik. Serta kritisi hal-hal yang dianggap tidak layak untuk kemakmuran rakyat.”

Kampus hanya sebuah ladang untuk kita belajar bermasyarakat untuk siap diterjunkan pada ladang dakwah yang sebenarnya kelak. Jadi, siapapun nahkoda yang akan mengendarai kapal itu kita harus bisa menjadi penumpang yang taat dan ikhlas....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar