Jumat, 27 November 2009

coba-coba menulis waktu EPT NURANI

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah,,,,.” (Qs. 3;110)


Ternyata inilah saat-saat terindah dan termanis dari sebuah peristiwa, evaluasi...ketika kita harus duduk dan beristirahat sejenak untuk kembali membenahkan serta membangkitkan gairah dakwah, duduk dan istirahat sejenak bukan berarti kita berhenti beramal, namun untuk menumbuhkan kembali gairah2 dakwah yang dulu kita pupuk bersama-sama, dan harus kembali menyuburkannya. Kita adalah ummat terbaik yang diciptakan Allah maka dari itu sudah selayaknya kita mensyukuri dengan menampilkan ke publik sebagai rahmatan lil’alamin.

Inilah seharusnya wajah kita bergairah, semangat dan bercahaya, karena Islam adalah tinggi dan tidak ada yang tinggi dan benar kecuali Islam. Kitalah pengusung kebenaran itu, maka kenapa kita harus malu dan minder menampilakn wajah Islam yang bercahaya. Oleh karena itu dengan modal semangat dan gairah yang menggelora dalam diri menjadi bagian yang terpenting dalam proses pencitraan kita ke publik,untuk menarik simpati masyarakat FKM.

Kenapa LD selalu saja mengeluarkan keluhan sedikit yang hadir, kurang masifnya gerakan, publikasi, orang yang hadir tidak jauh berbeda, mungkin dari kitanya yang harus bisa mengevaluasi, sudah sejauh mana kita memberikan pelayanan kepada mereka, sudahkah kita memberikan apa yang dibutuhkan oleh mereka, untuk itu gunanya STP yang dibuat di awal kepengurusan,untuk memberikan gambaran dan target dari dakwah kita. Seperti layaknya kita membeli sebuah minuman/makanan, yang pertama kita lakukan adalah menilai kebermanfaatan produk tersebut bagi dirinya, kemasannya menarik perhatian, serta iklan yang terus menerus tanpa lelah untuk menampilkan citra produknya.

Mungkin kita bisa belajar dari sejarah kepemimpinan sahabat Umar bin Abdul Aziz, dimana sebelum kepemimpinan beliau, pola obrolan masyarakat cenderung menduniawi, tetapi beliau bisa mengubahnya dengan kepemimpinan selama 2,5 tahun, hal ini terjadi ketika dia melakukan tajdid(pembaruan) dan Ishlah (reformasi), yang dimulai dari dalam dirinya, lalu Istrinya, dan karib kerabatnya sampai kepada rakyatnya. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah Qudwah yang harus kita bina dari pribadi2 pengusung estafet dakwah ini, karena seSOLID dan seSUPER apapun agenda dakwah yang kita tampilkan ke publik akan sia2 ketika kita tidak mencitrakan lewat lisan, perbuatan, dan perilaku yang Islami. Bukankah Allah menjanjikan pahala yg bagi ummatNya yang beramal ikhlas, serta sebaliknya, Allah sgt membenci ummatNya yang menyeru kepada yang haq tapi pribadinya tidak melaksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar